“Ibu, kok aku
punya tahi lalat di telapak kaki? Itu artinya apa?” tanyaku dengan polosnya
sewaktu aku masih kecil.
“Oh, itu artinya
suatu saat kamu akan pergi ke luar negeri.” Jawab ibuku.
Aku tak tahu
apakah yang dikatakan ibuku memang benar adanya atau hanya jawaban karangan
ibuku untuk memuaskan rasa ingin tahuku saja, tapi aku selalu percaya dengan
perkataan ibuku itu “Suatu saat aku akan ke luar negeri.” Kata-kata itu menjadi
keyakinanku sampai saat ini.
“Tapi luar negeri
itu kan luas sekali. Kira-kira negara mana ya yang akan aku singgahi terlebih
dahulu?” pikirku. Saat itu aku belum memutuskan negara mana yang akan aku
jelajahi nanti.
Sewaktu komik
Detective Conan mulai terbit di Indonesia, aku masih kelas 4 SD. I’m in love at first read with that comic.
Shinichi Kudo/Conan Edogawa, yang menjadi tokoh sentral di komik tersebut
sangat menggilai Sherlock Holmes. Aku penasaran. Siapa itu Sherlock Holmes?
Dimanakah ia tinggal? Sehebat apakah ia, hingga digilai oleh Shinichi Kudo?
Karena rasa penasaran itu, aku mulai mencari tahu tentang Sherlock Holmes.
Waktu itu, aku masih belum tahu tentang internet, apalagi Google, jadi aku
kesulitan untuk mencari tahu tentangnya. Aku bertanya pada ibuku, kata ibuku “Sherlock
Holmes itu tokoh detektif dari buku karangan Sir Arthur Conan Doyle.”
“Dia tinggal di mana,
bu?” tanyaku.
“Ia berasal dari
London, Inggris.”
“Wow, keren. Aku mau ke London, bu. Ke tempat Sherlock Holmes.”
“Ya, suatu saat
kau akan pergi ke sana, nak.” ucap Ibuku.
Karena rasa
penasaranku, aku mulai mencari-cari buku karangan Sir Arthur Conan Doyle yang
terkenal itu. Namun mencari buku Sherlock Holmes di kala itu cukup sulit. Belum
ada taman bacaan di sekitar tempat tinggalku yang menyediakan buku itu.
Kira-kira,
ketika aku SMP, akhirnya aku dapat membaca Sherlock Holmes. Buku Sherlock
Holmes pertama yang aku baca berjudul “A Study in Scarlet”. Aku langsung jatuh
cinta pada tokoh detektif fiktif itu, dia aneh namun sangat jenius menurutku. Diceritakan
bahwa ia tinggal bersama Dr. Watson, seorang dokter militer yang menjadi sahabat
sekaligus partnernya di 221b Baker Street. Wahhh, kira-kira alamat itu
benar-benar ada gak yaa? Kalau ada, semoga suatu saat aku bisa ke sana. Dan setelah
aku mencari informasi tentang Baker Street 221b, ternyata di London, Inggris,
alamat itu benar-benar ada. Itu adalah alamat Sherlock Holmes Museum. Wohhhh,
keren! Aku ingin ke sana! Aku harus ke sana!
Kenapa aku harus
ke Inggris?
Sejak membaca
Sherlock Holmes untuk pertama kalinya, aku resmi menjadi Sherlockian, sebutan
bagi pecinta Sherlock Holmes. Sebagai Sherlockian, rasanya kurang afdol jika
aku tidak mengunjungi Sherlock Holmes Museum di 221b Baker Street yaa. Jadi sejak
saat itu aku bermimpi suatu saat aku akan ke sana. Menelusuri jejak sang
detektif fiksi legendaris itu di tempatnya berasal, London, Inggris.
“Suatu saat kamu
akan ke luar negeri, nak.”
Semoga kata-kata
ibuku menjadi kenyataan. Semoga.
xoxo
@sekaringtyas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar